Pengarang: Karel Glastra van Loon (24 Desember 1962-1 Juli 2005)
Penerbit: Serambi
Tahun terbit: 1999 (karya asli), 2003 (terjemahan Indonesia)
Tebal: 366 halaman
Sebelum lupa akan ceritanya, saya langsung menulis resensi buku ini tepat setelah saya selesai membaca buku ini.
Buku yang diterjemahkan ke dalam lebih dari 35 bahasa ini menceritakan tentang Armin, seseorang yang mempunyai anak lelaki bernama Bo. Ibu kandung anak itu yaitu Monika meninggal ketika Bo berumur 3 tahun. Armin kini punya kekasih baru yaitu Ellen, dan mereka tentu saja ingin memiliki anak. Tapi dalam suatu pemeriksaan diketahui bahwa Armin sebenarnya mandul.
Armin pun curiga karena ternyata dengan demikian, Bo bukanlah anaknya. Maka dimulailah perjalanan Armin untuk mencari ayah biologis dari Bo. Di akhir novel kita akan mengetahui hubungan sebenarnya antara Armin dan Bo, sedekat apakah hubungan mereka sebenarnya...
Kelebihan: ceritanya menarik dan cenderung mudah dimengerti untuk novel terjemahan. 1 bab sekitar maksimal 4 halaman sehingga tidak membosankan. Diselipkan juga tambahan pengetahuan-pengetahuan (dari yang diajarkan Armin kepada Bo) yang akan membuat kita berpikir, misalnya "Ketika kita melihat sebuah perahu yang berlayar menjauhi pantai, mula-mula kita masih melihatnya utuh, namun kemudian perlahan-lahan bagian bawahnya 'menghilang', sampai tinggal layarnya saja yang tampak, dan akhirnya tak tampak sama sekali. Itu karena bumi bulat. Tapi kenapa di darat tidak bisa seperti itu? Misalnya tiang listrik yang tampak setengahnya saja dari kejauhan."
Kekurangan: ada beberapa kalimat terjemahan yang tidak sesuai dengan EYD, misalnya "kakap merah pakai saus cuka".
Rating: 7,7/10
Rabu, 14 Oktober 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar