Pengarang: Lucy M. Montgomery
Penerbit: Qanita
Tebal: 513 halaman
Tahun terbit (asli): 1908
Tahun terbit (terjemahan): 2008
Sederhana, namun menawan. Kira-kira kata itulah yang paling cocok untuk menggambarkan kesan saya terhadap buku ini.
Awal saya mendapatkan buku ini untuk dipinjam di perpustakaan sangat tidak sengaja. Waktu itu saya berniat untuk meminjam buku lain, tapi tiba-tiba mata saya tertuju pada buku ini. Setelah membaca sinopsisnya yang sederhana, saya memutuskan untuk meminjamnya. Dan ternyata pilihan saya waktu itu tidak salah.
Anne Shirley adalah seorang gadis berusia 12 tahun yang yatim piatu dan berambut merah. Ia diangkat anak oleh pasangan Marilla dan Matthew yang tinggal di Green Gables. Mulanya mereka menginginkan seorang anak laki-laki, namun lama-lama mereka menyukai kehadiran Anne yang mempunyai kepribadian konyol, banyak bicara dan penuh dengan imajinasi.
Kisah-kisah yang terdapat di dalam buku ini juga menceritakan tentang sahabat Anne, Diana Barry, serta teman-teman sekelas mereka seperti Jane Andrews dan Josie Pye. Teman-teman mereka juga memiliki karakter yang beragam.
Menurut saya, daripada dibilang sebuah novel, buku ini lebih mirip seperti kumpulan cerita lepas tentang Anne.
Kelebihan: Cerita-ceritanya sederhana dan bahasanya pun mudah dimengerti, penokohannya sangat kuat. Sebenarnya diantara saat-saat membaca buku ini saya sempat mengikuti semacam notes di Facebook mengenai "anime-anime lama mana saja yang pernah kamu tonton?" (tidak perlu dijelaskan berapa hasil saya), dan saya melihat judul buku ini terselip diantara judul-judul anime tersebut. Penasaran, saya segera membuka Wikipedia dan memang benar, ternyata saya pernah menontonnya. Dulu anime yang diangkat dari novel ini ditayangkan di Lativi (sekarang TV One).
Kekurangan: Ada beberapa terjemahan yang menurut saya kurang sesuai, misalnya "Dad" and "Mom" disini menjadi "Pa" dan "Ma", terjemahan "Doa Bapa Kami" yang tidak sesuai dengan "Doa Bapa Kami" versi Indonesia, dan lain sebagainya.
Nilai: 9,2/10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar